Antisipasi Tantangan 2023, Transformasi Bisnis Perlu Diperkuat

Share This Post

Pembicara dari kiri ke kanan: Prof. Nyoman Pujawan (President of ISCEA Indonesia), Gautsil Madani (CEO of PT Angkasa Pura Kargo), Michelle (Consulting Manager of PT KPMG Siddharta Advisory), Dr. Berty Argiyantari (CEO of MOSTRANS) di Jakarta (17/12)

CEO Angkasa Pura Kargo Gautsil Madani mengatakan pengembangan model bisnis baru menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi tantangan ekonomi di tahun 2023. Beliau menjelaskan, transformasi bisnis bersifat krusial pada peningkatan value chain sekaligus core business perusahaan. 

Berdasarkan data dari IATA Economics, pada awal 2020 s.d September 2022, harga relatif transportasi kargo udara sangat terdampak. Mulanya terdapat ketidakseimbangan kontainer di area laut yang menyebabkan biaya transportasi mahal. Tetapi ketidakseimbangan ini justru berpindah ke bagian kargo udara, yang mana akhirnya mendorong para sektor logistik terkait jasa kebandarudaraan untuk mengubah bisnis model agar bisa bertahan di masa pandemi.

“Mau tidak mau, transformasi tersebut tetap harus digencarkan. Kita tidak boleh hanya mengandalkan satu bisnis saja, namun penting bagi kita untuk melihat berbagai peluang lainnya,” ujarnya pada acara Supply Chain Dialog Live yang mengangkat tema Anticipating 2023 and Beyond – Global and National Supply Chain Context di Hotel Holiday Inn Express Matraman, Jakarta, Sabtu (17/12).

Acara talk show sekaligus networking lulusan ISCEA tersebut juga menghadirkan dua pembicara hebat lainnya, seperti CEO MOSTRANS yaitu Dr. Berty Argiyantari, dan Consulting Manager PT KPMG Siddharta Advisory yaitu Michelle dan satu moderator dari President ISCEA Indonesia yaitu Prof. Nyoman Pujawan.

Sebelumnya, ancaman isu resesi 2023 ini sempat menjadi keresahan bagi para pelaku industri. Namun alih-alih membahas tentang ancaman resesi 2023, seluruh pembicara justru fokus berdiskusi mengenai peluang terhadap peningkatan efisiensi rantai pasok di masa yang akan mendatang melalui kemajuan teknologi. 

Michelle mengatakan, teknologi juga membantu memperluas supply chain network diversity, meskipun tren itu sempat terganggu di masa pandemi. Jadi, daripada melihat tantangan tersebut sebagai disrupter atau ancaman, para pelaku industri bisa menganggap kondisi tersebut sebagai sebuah kesempatan emas. Dimana ada disrupter, di situ ada peluang baru. Ketika satu industri bermasalah, maka ada kesempatan baru di industri lain.

“Kita harus optimis menghadapi tantangan di 2023, karena selama dua tahun terakhir kita sudah diajarkan berbagai metode baru, salah satunya yaitu digitalisasi. Jadi kalau dulu kita ‘merangkak’ untuk beradaptasi dengan teknologi, tahun 2023 justru waktunya untuk berlari.”

Michelle
Consulting Manager – PT KPMG Siddharta Advisory

Ia juga menyampaikan terdapat dua acuan utama yang dapat dijadikan solusi dalam menyeimbangi perubahan di 2023, yaitu antara lain Change Management dan SOP. Manajemen perubahan perlu diedukasikan supaya perusahaan bisa mencapainya pada level tertentu, sedangkan SOP perlu disesuaikan dengan kondisi terkini agar perusahaan bisa memperkuat proses bisnis mereka agar lebih tangguh.

CEO of MOSTRANS Dr. Berty Argiyantari, sebagai pelaku industri yang bergerak dibidang digital transportasi produk farmasi dan kesehatan juga memaparkan bahwa transportasi menyumbang biaya yang besar pada distribusi rantai pasok. Sehingga, para pelaku industri patut mempertimbangkan aspek teknologi pada susunan strategi perusahaan dalam mengendalikan biaya tersebut. Terobosan yang relevan layaknya digitalisasi berperan besar dalam membangun rantai pasok yang lebih kompetitif di tahun-tahun mendatang. 

“Dengan digitalisasi ini, kita bertransformasi menggunakan bisnis model baru dengan membangun sebuah sistem dimana shipper dan transporter bisa mendapatkan real time information sharing dan visibility,” jelas Dr. Berty.

Beliau juga menambahkan, peranan teknologi informasi ini bisa membangun konektivitas antar data yang menjadi faktor terpenting dalam pengambilan sebuah keputusan bisnis. Selain dari sisi teknologi, pemilihan partner dan talent didalamnya juga wajib dipertimbangkan secara matang. Mereka harus terkualifikasi terlebih dahulu dengan melewati masa pelatihan.

Peluang pertumbuhan bisnis di tahun 2023 akan relatif lebih bagus, hanya saja kita memang harus tetap berantisipasi. Improvement masih wajib dilaksanakan supaya cost bisa terjaga sekaligus availability juga tetap bagus. Kita perlu melakukan inovasi agar tetap kompetitif sehingga mampu menjadi leader di pasar.

Dr. Berty Argiyantari
CEO of MOSTRANS

Prof. Nyoman Pujawan menambahkan, untuk menghadapi tekanan di tahun-tahun mendatang, para pelaku bisnis mau tidak mau harus dipaksa untuk memikirkan model bisnis baru dengan menangkap peluang-peluang lainnya. Tentunya tujuan tersebut perlu disertai oleh kapabilitas yang signifikan. Pertama, kemampuan untuk berubah (agility) melalui digitalisasi dan kolaborasi. Kedua, kemampuan untuk bertahan (resilience) di situasi yang dipenuhi oleh berbagai tantangan.

More To Explore