Supply Chain Control Tower adalah perangkat terpusat yang mengintegrasikan teknologi, proses, alat, orang, dan data.
Control tower ini memanfaatkan teknologi canggih seperti AI (artificial intelligence), machine learning, dan IoT (internet of things) untuk mengelola rantai pasokan secara proaktif. Tidak hanya sebatas dasbor visual, supply chain control tower merupakan alat pendukung pengambilan keputusan yang digerakkan oleh analitis. Sehingga, sumber utama yang menjadi penggerak control tower adalah data. Sejumlah data dari seluruh rantai pasokan ini lantas dikumpulkan agar dapat memberikan visibilitas tentang apa yang terjadi di seluruh jaringan organisasi secara real time. Semakin komprehensif data yang digunakan, semakin baik hasilnya.
Cara kerja utama supply chain control tower:
-
- Mengintegrasikan data mulai dari barcode, sensor jarak jauh, hingga data cuaca dan lalu lintas.
-
- Menggabungkan data dengan logika untuk memberikan informasi terkini melalui dasbor.
-
- Memanfaatkan visibilitas untuk meningkatkan respon terhadap gangguan operasional.
-
- Membantu pembuatan pedoman prosedur dalam memecahkan masalah rantai pasok.
Untuk merancang supply chain control tower dashboard yang responsif setidaknya ada lima hal yang perlu dilakukan perusahaan, yaitu menerapkan pull system pada operasional produksi (customer centric), menutup celah antara perencanaan jangka panjang dengan aktivitas produksi harian, meningkatkan arus komunikasi antar tim, memahami batasan-batasan dalam operasional produksi, dan menggunakan skenario analisis untuk pertanyaan kritis “bagaimana jika”. Dengan mengikuti rancangan tersebut, perusahaan manufaktur dapat meningkatkan throughput rantai pasokan sebesar 10 hingga 15 persen dalam jangka pendek tanpa perubahan aset. (McKinsey, 2022).
Ingin tahu bagaimana penjelasannya?
Baca selengkapnya!
Control Tower Dashboard untuk Perencanaan Operasional Rantai Pasok yang Lebih Tangguh dalam Industri Manufaktur
di majalah Supply Chain Insights edisi Januari 2023 (hal. 4-9)